โ Beberapa Orang Merasa Ngantuk Setelah Minum Kopi
Fakta Ilmiah di Balik Respons Aneh Tubuh terhadap Kafein
Kopi dikenal sebagai minuman penambah energi, namun tidak jarang orang mengeluhkan rasa kantuk justru datang setelah mengonsumsinya. Apa penyebabnya? Fenomena ini ternyata dapat dijelaskan oleh berbagai faktor biologis, metabolik, hingga kebiasaan konsumsi, sebagaimana dibuktikan dalam sejumlah studi ilmiah berikut.

1. ๐งฌ Genetik: Metabolisme Kafein yang Berbeda
Tidak semua orang memetabolisme kafein dengan kecepatan yang sama. Gen CYP1A2, yang mengatur enzim utama pemecah kafein di hati, memiliki variasi genetik yang membedakan seseorang sebagai:
- Fast metabolizer โ merasakan efek stimulan kuat
- Slow metabolizer โ kafein menetap lebih lama, memicu kelelahan saraf
๐ Referensi:
Cornelis, M. C., et al. (2006). “Coffee, CYP1A2 genotype, and risk of myocardial infarction.” JAMA, 295(10), 1135โ1141.
Rogers, P. J. (2007). “Caffeine, mood and performance: A selective review.” Pharmacology Biochemistry and Behavior, 89(3), 268โ275.
2. ๐ Rebound Adenosin: Efek Balik Setelah Kafein Hilang
Kafein bekerja dengan menghambat reseptor adenosin, yaitu zat yang memicu rasa kantuk. Saat efek kafein memudar, penumpukan adenosin yang sebelumnya tertahan bisa masuk ke reseptornya secara tiba-tiba, menyebabkan rebound sleepiness.
๐ Referensi:
Fredholm, B. B., et al. (1999). “Actions of caffeine in the brain with special reference to factors that contribute to its widespread use.” Pharmacological Reviews, 51(1), 83โ133.
3. โ๏ธ Toleransi Tubuh terhadap Kafein
Penggunaan kafein secara terus-menerus menyebabkan tubuh beradaptasi dengan memproduksi lebih banyak reseptor adenosin. Hasilnya, efek stimulan jadi berkurang, bahkan bisa jadi sebaliknya jika konsumsi dihentikan atau tidak cukup tinggi.
๐ Referensi:
Juliano, L. M., & Griffiths, R. R. (2004). “A critical review of caffeine withdrawal: empirical validation of symptoms and signs, incidence, severity, and associated features.” Psychopharmacology, 176(1), 1โ29.
4. ๐ฌ Efek Tambahan dari Gula dan Krimer
Minuman kopi dengan tambahan gula atau krimer tinggi lemak dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah, diikuti dengan penurunan cepat (sugar crash) yang memicu rasa lelah dan kantuk.
๐ Referensi:
Ludwig, D. S. (2002). “The glycemic index: physiological mechanisms relating to obesity, diabetes, and cardiovascular disease.” JAMA, 287(18), 2414โ2423.
5. ๐ตโ๐ซ Overstimulasi Saraf karena Kafein Berlebihan
Konsumsi kafein berlebihan dapat menyebabkan stimulasi berlebih pada sistem saraf simpatik (jantung berdebar, gelisah). Setelah itu, tubuh bisa masuk ke fase โshut downโ untuk mengimbangi stres, menghasilkan rasa lelah mendadak.
๐ Referensi:
Nehlig, A. (2016). “Interactions between caffeine and the central nervous system: current knowledge and the implications of caffeine consumption.” Handbook of Experimental Pharmacology, 239, 273โ313.
6. ๐งโโ๏ธ Asosiasi Psikologis: Ritual Relaksasi
Bagi sebagian orang, ritual minum kopiโterutama di malam hari atau saat santaiโbisa menciptakan asosiasi psikologis dengan relaksasi. Maka alih-alih merasa berenergi, tubuh justru merespons dengan ketenangan dan rasa kantuk.
๐ Referensi:
Yoon, H. S., et al. (2020). “Psychological effects of coffee consumption: a review.” International Journal of Food Sciences and Nutrition, 71(6), 678โ685.
๐ Kesimpulan: Setiap Tubuh Merespons Kafein Secara Unik
Munculnya kantuk setelah minum kopi bukanlah mitosโitu adalah respons nyata yang berakar pada biologi, genetika, dan kebiasaan konsumsi. Mengenali penyebabnya bisa membantu seseorang menentukan cara paling efektif menikmati kopi, tanpa efek samping yang tidak diinginkan.