Punya Cone? Punya Flat Bottom? Bagaimana Cara Optimalisasinya?

Flat vs. Cone Basket: Bentuk Keranjang Sama Pentingnya dengan Ukuran Gilingan dalam Kopi Seduh

Saat menyeduh kopi dengan metode drip, pemilihan keranjang (basket)—baik yang berbentuk flat bottom maupun cone—memiliki pengaruh signifikan terhadap ekstraksi dan waktu drawdown. Menurut salah satu artikel oleh SCA (Specialty Coffee Association), perbedaan bentuk keranjang ini memengaruhi aliran air, ekstraksi, dan bahkan strategi penyajian.

Perbedaan Dasar: Cone vs. Flat Bottom

  1. Cone Basket
  • Drawdown lebih cepat karena bentuk kerucut yang memusatkan aliran air.
  • Rentan terhadap channeling jika gilingan tidak konsisten.
  • Cocok untuk teknik pulse pour yang lebih intens karena air mengalir lebih efisien.
  1. Flat Bottom Basket
  • Drawdown lebih lambat karena distribusi air yang merata di dasar datar.
  • Memberikan ekstraksi lebih stabil dan mengurangi risiko channeling.
  • Membutuhkan penyesuaian teknik penyeduhan, seperti mengurangi frekuensi pulse pour dibandingkan cone.

Tips Penyesuaian untuk Flat Bottom

  • Grind Size: Karena drawdown lebih lambat, mungkin perlu menggiling sedikit lebih kasar (tergantung resep) untuk menghindari over-extraction.
  • Pulse Pour: Kurangi frekuensi banyaknya pouring dibandingkan dengan cone , maintain air jangan terlalu penuh agar tidak membanjiri bed kopi. Aliran tuang air yang lebih lambat membantu kontrol yang lebih presisi.
  • Agitasi: Pengadukan (swirl) bisa membantu distribusi ekstraksi, terutama jika menggunakan flat bottom.
  • Sebagai catatan sekarang ada banyak opsi flat bottom yang menawarkan fast flow seperti B75 dari Timemore.

Kesimpulan

Bentuk keranjang bukan sekadar preferensi visual—ia memengaruhi dinamika penyeduhan. Eksperimen dengan grind size, teknik pouring, dan rasio air-kopi akan membantu mencapai ekstraksi optimal, baik menggunakan cone yang cepat atau flat bottom yang lebih stabil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *