Belajar Tentang Spektrum Roda Rasa Kopi

Coffee Flavor Wheel: Peran Enzimatik, Sugar Browning, dan Dry Distillation dalam Pembentukan Rasa Kopi

Kopi, terutama varietas Arabika, memiliki spektrum rasa yang sangat beragam. Salah satu alat penting untuk memahami kompleksitas rasa ini adalah Coffee Taster’s Flavor Wheel, yang dikembangkan oleh Specialty Coffee Association (SCA) dan World Coffee Research (WCR). Namun, di balik beragamnya rasa kopi, terdapat proses kimia dan fisika yang mendasarinya, termasuk reaksi enzimatik, sugar browning (Maillard & karamelisasi), dan dry distillation selama roasting.


1. Fermentasi Membentuk Rasa Kopi! Reaksi Enzimatik

Selama pengolahan pascapanen, fermentasi memicu aktivitas enzim yang memecah senyawa kompleks dalam buah kopi (mucilage), menghasilkan prekursor rasa yang berbeda tergantung metode pengolahannya:

  • Natural Process (Dry Process): Fermentasi anaerob alami menghasilkan ester dan alkohol yang memberikan rasa buah-buahan intens (blueberry, strawberry), biasanya memiliki rasa spektrum bebuahan berwarna merah dan ungu.
  • Washed Process: Fermentasi terkontrol dengan air menghilangkan lendir, menghasilkan rasa lebih bersih dan acidic (floral, citrus), biasanya memiliki spektrum rasa bebuahan berwarna kuning.
  • Honey Process: Fermentasi parsial dengan sisa mucilage menciptakan rasa manis dan fruity yang kompleks, biasanya menghadirkan kombinasi rasa manis dengan warna spektrum coklat dan bebuahan spektrum rasa berwarna orange dan merah.

2. Sugar Browning (Reaksi Maillard & Karamelisasi) Selama Roasting

Proses sangrai mengaktifkan dua reaksi penting yang membentuk rasa dan aroma kopi:

A. Reaksi Maillard

Terjadi ketika asam amino dan gula pereduksi bereaksi pada suhu 140–165°C, menghasilkan:

  • Rasa nutty, chocolaty, dan savory (dari senyawa furanones, pyrazines).
  • Aroma roasted (melanoidin).

B. Karamelisasi

Terjadi pada suhu lebih tinggi (>170°C), di mana gula terurai menjadi:

  • Rasa manis, caramel, atau bitter (tergantung tingkat roasting).
  • Senyawa seperti furfural (roasty, nutty) dan maltol (sweet, cotton candy-like).

Light vs. Dark Roast:

  • Light Roast: Dominasi asam klorogenat + reaksi Maillard awal → floral, fruity.
  • Dark Roast: Karamelisasi ekstrem + dry distillation → smoky, pahit.

3. Dry Distillation: Pembentukan Senyawa Aromatik pada Roasting Gelap

Pada dark roast (di atas 220°C), terjadi dry distillation (pirolisis), di mana senyawa organik terurai tanpa oksigen, menghasilkan:

  • Fenol (smoky, spicy).
  • Asam karbonat (bitterness).
  • Senyawa aromatik kompleks (tobacco, tar).

Proses ini mengurangi keasaman tetapi meningkatkan body dan intensitas rasa.

Contoh pada Flavor Wheel:

  • Dark Roast: Rasa “earthy” (tobacco, dark chocolate) berasal dari dry distillation.

Referensi:

  • Hofmann & Schieberle (2008). Food Chemistry Journal – Pyrolysis in Coffee Roasting.

Kesimpulan: Bagaimana Semua Ini Terkait dengan Coffee Flavor Wheel?

  • Fermentasi (Enzimatik) → Membentuk prekursor rasa (fruity, floral).
  • Sugar Browning (Maillard & Karamelisasi) → Membangun dasar rasa (nutty, caramel).
  • Dry Distillation → Menambahkan kompleksitas pada dark roast (smoky, spicy).

Flavor Wheel membantu mengklasifikasikan rasa-rasa ini secara sistematis, mulai dari kategori fruity/floral (hasil fermentasi) hingga smoky/tobaccoish (hasil dry distillation).


Dengan memahami proses kimia di balik rasa kopi, kita dapat lebih menghargai mengapa Arabika memiliki spektrum rasa begitu luas—mulai dari floral hingga smoky—tergantung pengolahan dan roasting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *