Cara Menghitung Harga Jual Segelas Kopi

Berapa Sebenarnya Biaya Membuat Secangkir Kopi? Analisis Harga per Cup untuk Menu Americano, Latte, dan Strategi Meningkatkan Sales Growth

Industri kopi di Indonesia terus berkembang pesat, baik dari segi konsumsi maupun bisnis. Bagi pemilik kedai kopi, memahami biaya produksi per cup dan strategi untuk meningkatkan penjualan adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Artikel ini akan membahas berapa biaya sebenarnya untuk membuat secangkir kopi dengan menu populer seperti Americano dan Latte, serta cara menghitung dan meningkatkan sales growth secara sustain. Asumsi perhitungan menggunakan informasi sbb: harga biji kopi arabika roasted (Rp290.000 per kg), susu (Rp17.000 per 900 ml), gaji barista (Rp3-4 juta per bulan), dan sewa ruko (Rp150 juta per tahun).


Biaya Membuat Secangkir Kopi: Americano vs. Latte

Menghitung biaya produksi per cup kopi melibatkan beberapa faktor, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Berikut adalah perkiraan biaya untuk dua menu kopi populer: Americano dan Latte.

1. Americano

Americano adalah minuman kopi yang terdiri dari espresso dan air panas. Biaya produksinya relatif rendah karena bahan yang digunakan sederhana.

  • Bahan Baku:
  • Biji kopi: 18-20 gram untuk double shot espresso (Rp290.000 per kg = Rp5.800-Rp6.500 per cup).
  • Air panas: Biaya minimal, sekitar Rp100.
  • Tenaga Kerja: Gaji barista Rp3-4 juta per bulan. Jika seorang barista melayani 200 cup per hari (6.000 cup per bulan), biaya tenaga kerja per cup adalah Rp500-Rp670.
  • Overhead: Sewa ruko Rp150 juta per tahun (Rp12,5 juta per bulan). Jika kedai menjual 6.000 cup per bulan, biaya overhead per cup adalah Rp2.083, dengan catatan belum termasuk biaya variable seperti listrik, air dll.

Total Biaya per Cup Americano: Rp8.483-Rp9.353.

2. Latte

Latte terdiri dari espresso, susu. Biaya produksinya lebih tinggi karena penggunaan susu.

  • Bahan Baku:
  • Biji kopi: 18-20 gram untuk double shot espresso (Rp5.800-Rp6.500).
  • Susu: 180-250 ml (Rp17.000 per 900 ml = Rp3.400-Rp4.722 per cup).
  • Waste susu : Biaya minimal, sekitar Rp500.
  • Tenaga Kerja: Sekitar Rp670-Rp830 per cup (karena proses steaming susu membutuhkan waktu lebih lama).
  • Overhead: Sekitar Rp2.083 per cup.

Total Biaya per Cup Latte: Rp12.831-Rp14.635.


Cara Menghitung Sales Growth yang Berkelanjutan

Untuk mencapai pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan, pemilik kedai kopi perlu mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk harga jual, volume penjualan, dan efisiensi operasional. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

1. Menetapkan Harga Jual yang Kompetitif

Harga jual harus mencerminkan biaya produksi, margin keuntungan, dan daya beli konsumen. Sebagai contoh:

  • Jika biaya produksi Americano adalah Rp9.353, harga jual bisa ditetapkan sekitar Rp25.000-Rp30.000 (margin keuntungan 60%-70%).
  • Untuk Latte dengan biaya produksi Rp14.635, harga jual bisa sekitar Rp35.000-Rp40.000.

2. Meningkatkan Volume Penjualan

  • Promosi dan Diskon: Menawarkan promo seperti “beli 1 gratis 1” atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar dapat menarik lebih banyak pelanggan.
  • Menu Variatif: Menambahkan varian signature menu seperti mocktail kopi dingin (cold brew plus design syrup dan another ingridients) atau minuman dengan susu berbasis tanaman (plant-based milk) dapat menarik segmen pasar yang lebih luas.
  • Loyalty Program: Memberikan reward kepada pelanggan setia dapat meningkatkan frekuensi kunjungan.
  • Hosipitality : Penting!!

3. Mengoptimalkan Biaya Operasional

  • Bulk Purchasing: Membeli bahan baku dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya per unit.
  • Efisiensi Tenaga Kerja: Melatih staf untuk bekerja lebih efisien dapat mengurangi biaya tenaga kerja per cup.
  • Penggunaan Teknologi: Menggunakan mesin kopi otomatis atau sistem POS (Point of Sale) yang terintegrasi dapat meningkatkan efisiensi operasional.

4. Analisis Data dan Feedback Pelanggan

  • Tracking Sales: Memantau penjualan harian, mingguan, dan bulanan untuk mengidentifikasi tren dan pola konsumsi.
  • Feedback Pelanggan: Mendengarkan masukan dari pelanggan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan.

Strategi Meningkatkan Profitabilitas

Untuk mencapai pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan, pemilik kedai kopi perlu fokus pada peningkatan profitabilitas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Upselling dan Cross-Selling:
  • Menawarkan pelanggan untuk menambah topping atau ukuran minuman (upselling).
  • Menjual produk tambahan seperti pastry atau merchandise (cross-selling).
  1. Ekspansi Pasar:
  • Membuka cabang baru di lokasi strategis.
  • Coffee Catering untuk acara-acara seperti kawinan, ultah, dll
  • Menjual produk kopi kemasan atau ready-to-drink (RTD) untuk meningkatkan jangkauan pasar.
  1. Sustainability Initiatives:
  • Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan mendukung petani lokal.
  • Menerapkan praktik zero-waste untuk menarik konsumen yang peduli lingkungan.

Kesimpulan

Biaya produksi secangkir kopi bervariasi tergantung pada jenis menu dan bahan baku yang digunakan. Untuk Americano, biaya produksi berkisar antara Rp8.483-Rp9.353, sedangkan untuk Latte, biayanya sekitar Rp12.831-Rp14.635. Dengan menetapkan harga jual yang kompetitif, meningkatkan volume penjualan, dan mengoptimalkan biaya operasional, pemilik kedai kopi dapat mencapai pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan.

Strategi seperti upselling, ekspansi pasar, dan inisiatif keberlanjutan juga dapat membantu meningkatkan profitabilitas dan daya saing bisnis kopi di pasar yang semakin kompetitif.


Sumber:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *